Rabu, 12 Maret 2014
Apa Bedanya Andong, Bendi, Cidomo, Delman, Dokar, dan Sado?
Ketika masih kecil, saya kerap melihat dokar di pasar yang sesekali juga masuk kampung saya. Jika ada dokar lewat dekat rumah, saya pasti mendengar suara sepatu kuda dan suara klentengan yang berayun di leher kuda. Sungguh khas suaranya. Di kampung saya, dokar digunakan untuk mengangkut orang, hasil panen, dan belanjaan pasar. Sesekali dokar juga digunakan untuk acara pilihan lurah. Lama-kelamaan saya tahu kereta-kereta kuda yang mirip dengan dokar di kampung saya.
Sejauh ini, saya mengetahui beberapa kereta-kereta kuda lainnya yang menyebar di seluruh Indonesia. Selain dokar ternyata ada juga andong, bendi, cidomo, delman, dan sado. Sekilas keenam kereta kuda itu sama, namun jika diamati dengan seksama kita bisa menemukan sedikit perbedaannya.
1. Andong
Sebagai alat transportasi tradisional, Andong sudah terkenal di daerah Jogja, Solo, dan daerah sekitarnya seperti Klaten, Karanganyar, Sukoharjo, Boyolali, dan Salatiga. Meskipun alat-alat transportasi modern sudah ada di mana-mana, andong tetap bertahan karena masih ada orang yang ingin melestarikan salah satu warisan budaya Jawa ini. Andong punya ciri khas dengan empat roda yang membuat kereta kuda ini lebih stabil ketika berjalan. Dengan bentuk kereta yang relatif besar, kadang andong ditarik dengan dua ekor kuda, meskipun biasanya satu ekor kuda saja juga cukup.
2. Bendi
Bendi adalah salah satu alat transportasi tradisional di Provinsi Sumatera Barat. Di area wisata Jam Gadang Bukittinggi, kita bisa banyak menemukan bendi-bendi wisata yang bisa mengantarkan wisatawan berkeliling Jam Gadang tersebut. Naik bendi tidak mahal lho, ketika jalan-jalan ke Bukittinggi beberapa tahun lalu saya hanya membayar Rp. 15.000,- untuk naik bendi wisata ini. Berbeda dengan andong, bendi ini hanya memiliki dua roda dan ditarik dengan satu ekor kuda saja. Ukuran keretanya kecil sehingga hanya bisa dinaiki empat orang dewasa, termasuk sang kusir. Karena hanya beroda dua, kadang naik bendi terasa kurang stabil, tapi mungkin di situlah sensasinya naik alat transportasitradisional.
3. Cidomo
Di Pulau Lombok, alat transportasi tradisional yang ditarik dengan kuda dinamakan Cidomo atau juga dikenal dengan Cimodok. Cimodo merupakan alat transportasi yang diandalkan di daerah-daerah terpencil yang belum dijangkau sarana transportasi modern. Selain itu, Cimodo banyak ditemukan di pasar dan di terminal. Cidomo mempunyai bentuk mirip dengan bendi. Cidomo memiliki dua roda dan ditarik dengan satu ekor kuda. Bedanya, Cidomo tidak menggunakan roda kayu tapi menggunakan roda mobil bekas. Bentuk keretanya pun sedikit beda dengan kereta-kereta kuda lainnya, kereta Cidomo terkesan lebih sederhana dan tanpa hiasan. Asal nama Cidomo berasal dari kata Cikar, Dokar, dan Mobil. Cikar merupakan kereta kuda kuno khas Pulau Lombok yang kemudian dimodifikasi sesuai fungsi dokar dan ban mobil, jadilah Cidomo yang masih bertahan sampai saat ini.
4. Delman
Keberadaan delman sudah terekam sejak zaman penjajahan Belanda. Konon nama delman berasal dari nama seorang insinyur Belanda yaitu Charles Theodore Deeleman. Delman menjadi kereta kuda pertama yang kemudian diadaptasi di beberapa daerah dengan nama-nama yang berbeda. Pada masa penjajahan Belanda, delman digunakan sebagai alat transportasi antar kota sebelum trem dan kereta masuk ke Indonesia. Pada masa itu, tidak jarang ditemukan delman yang mengantarkan penumpang dari Jakarta ke Bandung. Saya sih tidak bisa membayangkan betapa tersiksanya sang kuda yang bekerja rodi itu. Dari awalnya, delman memiliki bentuk yang sudah bervariasi dengan dua sampai empat roda. Kuda penarik delman kadang satu ekor dan kadang juga dua ekor.
5. Dokar
Dokar merupakan salah satu pengembangan dari delman. Penamaan dokar berasal dari para pribumi yang menirukan kata “Dog Car” yang kerap dikatakan para penjajah. Meskipun pengertian “kendaraan yang ditarik anjing” itu salah, sampai sekarang orang sudah terbiasa menyebut kereta kuda ini sebagai dokar. Dokar menyebar hampir di seluruh Pulau Jawa dengan beberapa modifikasi bentuk, tapi dengan pola yang sama. Dokar memiliki ciri khas dengan kereta di atas dua roda dan ditarik dengan satu ekor kuda saja. Di daerah Jawa Barat, dokar dikenal dengan nama “Kahar” atau “Keretek”. Kahar memiliki bentuk sedikit lebih tinggi dari dokar dan memiliki tempat pijakan naik penumpang yang lebih lebar.
6. Sado
Sado juga merupakan salah satu perkembangan dari kereta kuda delman. Dulu orang Belanda menyebut delman sebagai “dos-à-dos” yang dalam Bahasa Perancis mengandung arti “punggung pada punggung” atau kereta yang para penumpangnya beradu punggung. Entah bagaimana ceritanya, para pribumi terbiasa menyebut “dos-à-dos” dengan nama “sado”. Sado memiliki kereta dengan dua roda dan ditarik dua kuda, serta secara fisik lebih rendah dari dokar. Kusir sado sering dipanggil sais. Dalam kereta sado memiliki empat tempat duduk, dua menghadap ke depan termasuk satunya kusir dan dua menghadap ke belakang. Itulah sebabnya para penumpang sado saling memunggungi satu sama lain.
Keenam kereta kuda ini memang sekilas mirip tapi masih bisa dibedakan. Di beberapa kota, keberadaan kereta kuda ini memang dibatasi karena alasan kebersihan padahal saat ini semua kereta kuda sudah dilengkapi dengan penampung kotoran kuda. Di Jakarta, kereta kuda masih bisa ditemukan di beberapa lokasi, seperti delman wisata di kawasan Monumen Nasional. Di pinggiran Jakarta, misalnya di daerah Joglo, Jakarta Barat, andong masih bertahan menembus zaman. Andong-andong ini mengantarkan penumpang sampai ke kawasan Cipulir, Jakarta Pusat. Ongkos naik andong ini cuma Rp. 1.000,- jauh-dekat sama. Meskipun jalannya sangat lambat, namun andong tidak kehabisan penumpang. Selain itu, andong digemari karena tidak menimbulkan pencemaran udara.
Tags :
POSTED BY JINSON ON 10/29/2013 01:03:00 AM 2 COMMENTS
Di jaman yang sudah modern ini semakin banyak transportasi yang canggih di berbagai negara termasuk Indonesia.Ini diakibatkan karena masyarakat sekarang sangat membutuhkan transportasi yang nyaman dan berkeselamatan. “Namun apakah dengan meningkatnya transportasi yang canggih , juga harus melupakan kendaraan tradisioanal??”. Padahal kendaraan tradisional adalah keistimewan sebuah daerah yang memilikinya. Meskipun kadang kendaraan tradisional memiliki harga bayar yang cukup mahal di bandingkan angkutan umum yg ada ,ini yang menjadi keunikan dan menarik minat masyarakat untuk menggunakannya. Terutama di Daerah wisata.
Nah .. !! Untuk mengetahui apa saja kendaraan tradisional yang istimewa di Indonesia, dan masih bisa dilestarikan,artikel kali ini akan membahas transportasi tradisional yang hanya ada di negara indonesia :
1. Becak
Becak adalah suatu moda transportasi beroda tiga yang umum ditemukan di Indonesia . Kapasitas normal becak adalah dua orang penumpang dan seorang pengemudi.
Becak (dari bahasa Hokkien: be chia "kereta kuda") adalah suatu moda transportasi beroda tiga yang umum ditemukan di Indonesia dan juga di sebagian Asia. Kapasitas normal becak adalah dua orang penumpang dan seorang pengemudi. Menjadi pengemudi becak merupakan salah satu cara untuk mendapatkan nafkah yang paling mudah, sehingga jumlah pengemudi becak didaerah yang angka penganggurannya tinggi akan menjadi sangat tinggi. Becak dilarang di Jakarta sekitar akhir dasawarsa 1980-an. Alasan resminya antara lain kala itu ialah bahwa becak adalah “eksploitasi manusia atas manusia”, dan becak digantikan dengan Bajaj, Helicak.
2. Delman
Delman adalah kendaraan transportasi tradisional yang beroda dua, tiga atau empat yang tidak menggunakan mesin tetapi menggunakan kuda sebagai penggantinya. Variasi alat transportasi yang menggunakan kuda antara lain adalah kereta perang, kereta kencana dan kereta kuda.
Nama kendaraan ini berasal dari nama penemunya, yaitu Charles Theodore Deeleman, seorang litografer dan insinyur pada masa Hindia Belanda. Orang Belanda sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama dos-à-dos (punggung pada punggung, arti harfiah bahasa Perancis), yaitu sejenis kereta yang posisi duduk penumpangnya saling memunggungi. Istilah dos-à-dos ini kemudian oleh penduduk pribumi Batavia disingkat lagi menjadi 'sado'. Di derah Indonesia hampir semua ada keberadaan dari Delman, paling banyak di Jawa.
3. Bemo
Bemo adalah singkatan dari "becak motor" dan merupakan kendaraan bermotor roda tiga yang biasanya digunakan sebagai angkutan umum di Indonesia. Bemo mulai dipergunakan di Indonesia pada awal tahun 1962, pertama-tama di Jakarta dalam kaitannya dengan Ganefo.
Belakangan kehadiran bemo dimaksudkan untuk menggantikan becak. Namun rencana ini tidak berhasil karena kehadiran bemo tidak didukung oleh rencana yang matang.
Bemo tidak hanya hadir di Jakarta, melainkan juga di kota-kota lain seperti di Bogor, Bandung, Surabaya, Malang, Padang, Denpasar, dll.
Karena kendaraan ini sangat praktis dan mampu menjangkau jalan-jalan yang sempit, dan dapat melaju jauh lebih cepat daripada becak.
4. Bentor
Bentor adalah kendaraan khas masyarakat Gorontalo. Ide kendaraan ini adalah becak yang di beri sepeda motor di bagian belakangnya. Walaupun secara hukum pihak berwajib (DLLAJR) provinsi Gorontalo tidak memberikan izin beroperasinya kendaraan ini, namun jumlah kendaraan ini dari hari ke hari makin bertambah.
Bentor juga banyak di temukan di sekitar pemukiman Kota Makassar. Sejak tahun 2010, Bentor masuk ke kota Makassar dan perkembangannya pun sangat pesat, dan dapat di temukan di dalam kompleks kompleks. Dengan jarak 3 KM anda hanya membayar Rp.8,000.00 saja. Bentor ini pernah di tuding sebagai biang kemacetan kota makassar karena jumlahnya puluhan ribu, dan bentor ini juga pernah di anggap kendaraan yang berbahaya karena letak pengendara berada di belakang penumpang yang bisa menghalang pandangan si pengendara bentor tersebut.
5. Pedati
Gerobak atau pedati atau kereta adalah sebuah kendaraan atau alat yang memiliki dua atau empat buah roda yang digunakan sebagai sarana transportasi. Gerobak dapat ditarik oleh hewan seperti kuda, sapi, kambing, zebu atau dapat pula ditarik oleh manusia. Kereta (Inggris: wagon) adalah sejenis gerobak dengan empat buah roda untuk transportasi yang lebih berat ditarik oleh sedikitnya dua kuda.
Gerobak telah disebut dalam berbagai literatur sejak abad ke-2 SM. Kitab suci India Rgveda menulis bahwa pria dan wanita bagaikan dua roda dari gerobak. Gerobak tangan yang didorong oleh manusia digunakan secara luas di seluruh dunia.
SEMOGA BERMANFAAT
Tags :